Search

Dendam Masa Lalu


Miho, seorang gadis yang tinggal jauh dari keluarganya karena bekerja di luar kota..
Hari itu, Miho mendapat kabar kalau ibunya yang sakit sudah semakin parah. Dan harapan hidupnya semakin menipis. Kabar tersebut lantas membuat Miho bergegas pulang ke kota asalnya, ini adalah kepulangan pertama sejak Miho meninggalkan kotanya beberapa tahun lalu.
Miho menumpang kereta sore. Ketika ia tiba di stasiun, hari sudah mulai gelap. Tapi tak seorangpun menjemputnya. Miho akhirnya melangkahkan kakinya pulang sendiri.
Saat ia ingin melintasi rel kereta api, tiba-tiba pandangan Miho tertuju pada seorang gadis kecil. Ia merasa familiar, seolah-olah pernah mengenal gadis itu... entah di mana.. entah kapan...
Sambil berjalan menyeberangi rel, pikirannya masih mengingat-ingat siapa gadis kecil itu. Namun entah kenapa tiba-tiba gadis kecil itu memegang tangan Miho kuat-kuat dan menatap Miho. Tapi gadis itu diam saja.
Gerbang rel mulai menurun, tanda akan ada kereta yang lewat. Miho melepaskan tangan si gadis kecil dan berlari menyeberang. Ia tak sempat menengok dan melihat apakah gadis itu menyeberang juga atau tidak?
Ketika tiba di seberang, Miho bergidik. Dia bertanya pada dirinya sendiri, apakah gadis kecil itu baik-baik saja? Apakah dia sudah menyeberang? Tapi Miho menenangkan dirinya sendiri, gadis kecil itu pasti baik-baik saja. Lalu Miho bergegas pergi.
Sesampainya di rumah, Miho bertemu kakak lelakinya. Kakaknya sudah berubah drastis semenjak Miho meninggalkan kotanya. Kakaknya ternyata sudah berhenti kuliah agar bisa bekerja untuk membiayai pengobatan ibu mereka.
Miho kesal karena tak seorangpun meminta bantuannya. Padahal Miho punya penghasilan lumayan dan bisa mengirimkan uang buat ibu mereka. Pertengkaran pun terjadi, kakak Miho mengatakan kalau Miho bukan adiknya lagi sejak Miho pergi dari rumah. Miho sakit hati dan menangis sampai tertidur.
Malam itu, Miho terbangun karena mendengar ada suara-suara percakapan. Ketika melihat jam ternyata sudah larut malam. Miho keluar dan mencari sumber suara itu, Miho lalu menyalakan Televisi karena ruangan sangat gelap. Miho melihat gadis kecil di rel kereta tadi...
“Apa yang kau lakukan di rumahku?”, tanya Miho pada anak itu. “Kau tinggal di mana? Siapa yang menyuruhmu seenaknya masuk rumah orang?”
Tapi anak itu tetap memandangi Televisi seolah-olah tidak mendengar suara Miho. Karena kesal, Miho pun membentak dengan keras , “Hei, anak nakal! Sopanlah sedikit, dan jawab pertanyaanku! Di mana orangtua mu?”
Tiba-tiba lampu menyala terang, rupanya kakak Miho terbangun dan menyalakan lampu ruang tamu.
“Ada apa, Miho? Kau sedang berteriak pada siapa?”, kakak lelaki Miho bertanya.
Miho menunjuk ke arah TV dan menjawab “Pada anak ini...”, namun tidak ada siapapun di depan TV!
Keesokan harinya, Miho menjenguk ibunya di rumah sakit. Firasatnya mengatakan, kalau ini merupakan kunjungan yang terakhir. Saat ini adalah waktu yang tepat untuk meminta maaf pada ibunya, khususnya mengenai kepergian Miho dari kota mereka beberapa tahun lalu, tanpa memberi kabar pada keluarganya. Namun ibu Miho tidak mau memaafkannya, ia mengusir Miho.
Karena sedih, Miho memutuskan untuk pulang, tapi ditengah jalan..dia bertemu lagi dengan gadis kecil itu. “Siapa kamu? Apa maumu?” Miho berteriak pada anak itu.
Gadis kecil itu tersenyum dan berlari-lari kecil menuju sebuah gedung sekolah tua. Miho teringat, ini adalah sekolah dasarnya dulu....
Miho mendengar suara anak-anak lelaki tertawa dan berteriak di lantai atas, seakan-akan sedang mengganggu seseorang. Miho berlari ke lantai atas dan mencari asal suara tersebut.
Miho melihat sekelompok anak lelaki sedang mengunci sesuatu di dalam lemari kelas sambil tertawa. Miho curiga kalau mereka sedang mengganggu dan mengunci gadis kecil misterius itu, dia langsung menerobos kerumunan anak-anak itu dan membuka lemari tersebut. Tapi lemari itu kosong. Miho menengok ke arah anak-anak itu, namun tiba-tiba ia menjerit terkejut. Wajah anak-anak lelaki itu berubah penuh darah dan sangat mengerikan...!! Segera Miho berlari keluar ruangan.
Tiba-tiba gedung sekolah itu sunyi, dan gadis kecil misterius itu muncul di hadapan Miho. Gadis itu mengulurkan tangannya dan menyentuh dahi Miho sambil berkata, “Ingatlah...”
Saat itu, Miho seolah-olah kembali ke masa lalu, di ruangan kelas yang tadi dan melihat anak-anak lelaki itu mengunci seseorang di lemari kelas. Saat itu Miho berumur 12 tahun, dengan lantang Miho memerintahkan pada anak-anak nakal itu untuk berhenti mengganggu si gadis kecil. Miho membuka lemari kelas, dan memeluk gadis kecil tersebut. Gadis itu menangis ketakutan...
Bagai menonton film, Miho dapat melihat adegan itu dengan jelas di hadapan matanya. Miho melihat dirinya semasa kecil dan gadis itu pulang sekolah bersama. Gadis itu anak yatim piatu dan tinggal di panti asuhan. Gadis itu mengatakan bahwa Miho adalah orang yang paling baik di dunia. Gadis itu mengatakan kalau mulai saat itu mereka akan menjadi sahabat sejati, selamanya.
Tetapi berteman dengan gadis itu menyebabkan dilema tersendiri bagi Miho, sebab gadis itu miskin dan dia bukan anak populer di sekolah. Kalau bergaul dengan dia, maka Miho akan dijauhi oleh teman-temannya. Miho tidak mau dijauhi teman-temannya. Dengan ogah-ogahan dia berteman dengan gadis yatim piatu tersebut.
Beberapa waktu kemudian, gadis itu kembali diganggu oleh anak-anak lelaki seperti biasanya. Kali ini mereka ingin mendorongnya supaya jatuh dari tangga. Kebetulan Miho melewati mereka, gadis itu meminta tolong pada Miho. Tapi Miho berpaling pergi. Kemudian salah seorang anak lelaki mendorong gadis itu dengan sangat keras sampai ia terjatuh dari tangga dan kakinya terluka parah.
Miho berteriak minta tolong pada guru-guru, lalu gadis itu dibawa ke klinik dan harus menggunakan tongkat penyangga untuk berjalan. Saat guru-guru bertanya mengenai kejadian tersebut, Miho berbohong dan mengatakan kalau dia tak melihat apa-apa dan gadis itu mungkin jatuh karena terpeleset.
Para guru mempercayai ucapan Miho dan memarahi gadis kecil itu karena ceroboh. Dengan sedih gadis itu menangis dan berjalan pulang, tergopoh-gopoh dengan tongkat penyangganya. Ketika ia akan menyeberang rel kereta, tongkatnya jatuh, dan bajunya tersangkut rel. Gadis itu berusaha keras untuk bangun, tapi tidak bisa. Dia menjerit minta tolong, namun tak ada yang mendengar. Saat itu kereta muncul, dan melindas gadis kecil yang malang itu.
Bagai film, adegan demi adegan tergambar di ingatan Miho...
Tiba-tiba, Miho mendengar bunyi peluit kereta api.. ia menyadari dirinya terbaring di rel kereta api... di tempat di mana gadis itu terjatuh dan tersangkut bajunya beberapa tahun yang lalu... tempat di mana gadis itu mati.... kereta semakin dekat...Miho melihat gadis itu berdiri di hadapannya sambil tersenyum.... lalu menghilang... dan kereta menghampiri Miho......

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Dendam Masa Lalu"

Posting Komentar