Search

Ada Cinta Diantara Puing-puing Gempa

Gempa dahsyat itu akhirnya mereda. Bangunan-bangunan yang dulunya tinggi menjulang dan dikagumi kemegahannya itu kini tinggal puing-puing yang rata dengan tanah. Ribuan korban jiwa melayang…
***

Tim penyelamat itu masih terlihat sibuk membenahi mayat-mayat yang terlantar, mencari-cari di setiap celah reruntuhan. Masih adakah nyawa tersisa?
Agak sulit, dari celah sempit yang terhimpit dinding terlihat seorang wanita paruh baya yang berpose aneh, dia berlutut seperti seseorang yang menyembah; tubuhnya condong ke depan, dan dua tangan yang mendukung suatu benda. Rumah roboh telah menimpa punggung dan kepalanya.
Seorang anggota tim penyelamat itu mencoba mengaih dan menggapaikan tangannya melalui celah sempit tsb untuk mencapai tubuh wanita itu. Dia berharap bahwa wanita itu masih hidup. Namun, yang diraihnya hanya tubuh dingin dan kaku menandakan bahwa wanita tsb pasti telah meninggal.
Mereka hampir menyerah karena terlalu susah mengeluarkan mayat tersebut, seorang dari mereka sudah mengusulkan agar ditinggalkan dulu karena mereka harus mencari korban lainnya yang mungkin masih bisa diselamatkan terlebih dahulu dari lokasi sekitar. Yang lain pun setuju.
Akhirnya mereka beriringan mulai menjauh. Namun entah apa yang dipikirkan, pemimpin tim terdorong untuk kembali ke rumah hancur dari wanita tadi. Ia kembali menghampiri wanita tsb, lalu berlutut dan kemudian menggunakan kepalanya melalui celah-celah sempit untuk melihat kembali mayat wanita tersebut. Tiba-tiba, ia berteriak dengan gembira, “Anak kecil! Ada anak kecil!”
Seluruh tim dengan segera bekerja sama, dengan hati-hati mereka menyingkirkan tumpukan benda hancur di sekitar wanita yang sudah meninggal itu. Benar saja, ada bayi kecil berusia sekitar 3 bulan terbungkus selimut bunga-bunga di bawah mayat wanita itu yang mungkin ibunya.
Wanita itu rupanya telah mengorbankan dirinya demi menyelamatkan anaknya. Ketika rumahnya jatuh, ia menggunakan tubuhnya untuk membuat penutup dan melindungi anaknya. Bayi itu bahkan masih tertidur pulas ketika pemimpin tim penyelamat mengangkatnya.
Para dokter datang cepat untuk mengevakuasi bayi kecil itu. Ketika selimut dibuka, terlihat sebuah ponsel di dalam selimut. Ada pesan teks pada layar, disana tertulis; “Jika kamu dapat bertahan hidup, kamu harus ingat bahwa aku mencintaimu.”
Ponsel tsb berpindah dari satu tangan ke tangan yang lain pada tim itu. Setiap tubuh yang membaca pesan tersebut menangis. “Jika kamu dapat bertahan hidup, kamu harus ingat bahwa aku mencintaimu..”
Itulah,, cinta ibu untuk anaknya!

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Ada Cinta Diantara Puing-puing Gempa"

Posting Komentar