Tips Menulis: Cara Menulis Dialog dalam Cerpen
Oleh Isa Alamsyah
Oleh Isa Alamsyah
Berikut ini akan saya sampaikan cara penulisan dialog yang paling banyak dilanggar karena ketidaktahuan penulis pemula.
PERATURAN PERTAMA
Setiap dialog selalu masuk ke alinea baru. Kecuali dialog yang dipotong sedikit, lalu dilanjutkan.
------“Mau kemana?” tanyaku. (alinea baru)
------“Mau tahu aja, itu urusanku,” jawabnya. (alinea baru)
------“Tapi keselamatanmu juga urusanku,” sanggahku sambil menangis, “jangan tinggalkan aku.” (alinea baru - sambungannya tidak)
Perhatikan dialog (petik pertama) pada baris pertama dan kedua masuk alinea baru sekalipun halamannya masih muat. Petik keempat pada baris tiga tidak masuk alinea baru karena dialognya masih lanjutan dari petik sebelumnya hanya dijeda sedikit narasi.
PERATURAN KEDUA
Huruf pertama nempel (tanpa spasi) dengan kutip buka dan tanda baca/ huruf terakhir nempel dengan kutip tutup.
“Mau ke mana?” = benar
“ Mau ke mana ?” = salah (ada spasi)
PERATURAN KETIGA
Huruf besar di awal dialog.
Kalimat di awal dialog sekalipun di awal petik dianggap sebagai awal kalimat jadi huruf besar.
“Mau ke mana?” = benar
“mau ke mana?” = salah (huruf pertama)
Kecuali kalau kalimatnya dijeda, maka kalimat pada petik berikutnya dianggap sebagai kalimat lanjutan jadi huruf kecil.
Contoh yang benar. (jangannya huruf kecil)
“Tapi keselamatanmu juga urusanku,” sanggahku sambil menangis, “jangan tinggalkan aku.”
Kata jangan adalah lanjutan dari kalimat sebelumnya jadi huruf kecil saja, karena kalau tidak dijeda kalimatnya:
“Tapi keselamatanmu juga urusanku, jangan tinggalkan aku,” sanggahku sambil menangis.
Contoh yang salah. (jangan-nya huruf besar)
“Tapi keselamatanmu juga urusanku,” sanggahku sambil menangis, “Jangan tinggalkan aku.”
(sekalipun beberapa penerbit tetap melakukan ini tergantung kebijakan)
PERATURAN KEEMPAT
Titik, koma, tanda tanya tada seru, pada akhir kalimat ada di dalam petik bukan di luar petik dan menempel pada tanda petik penutup.
Akhir kalimat dalam petik yang diakhiri dengan titik atau koma, maka tanda baca tersebut ada di dalam petik menempel dengan petik terakhir bukan di luar petik.
Contoh yang benar:
“Tapi keselamatanmu juga urusanku,” sanggahku sambil menangis, “jangan tinggalkan aku.” (titiknya di dalam petik)
Contoh yang salah:
“Tapi keselamatanmu juga urusanku”, sanggahku sambil menangis, “jangan tinggalkan aku”. (titik dan koma di luar petik)
PERATURAN KELIMA
Titik dipakai kalau dialog berhenti tanpa keterangan narasi. Jika dengan narasi pakai koma.
“Tapi keselamatanmu juga urusanku,” sanggahku sambil menangis, “jangan tinggalkan aku.” (pakai titik setelah aku)
“Tapi keselamatanmu juga urusanku, jangan tinggalkan aku,” sanggahku sambil menangis. (pakai koma setelah aku)
PERATURAN KEENAM
Kalau diawali narasi sebelum dialog dikasih koma dulu menempel pada huruf terakhir kalimat narasi lalu spasi lalu petik buka.
Aku bertanya padanya, “Kamu mau ke mana?”
Ok segitu dulu, semoga bermanfaat kalau ada kesalahan mohon dikoreksi.[]
Belum ada tanggapan untuk "6 Peraturan Menulis Dialog Sesuai EYD"
Posting Komentar