Hantu kepala atau bila di tanah Sunda terkenal dengan nama Jurig Gulutuk Sengir adalah hantu yang tidak memiliki badan alias hanya kepalanya saja. Jika pembaca bukan orang sunda mungkin akan bertanya-tanya arti dari kata ‘jurig gulutuk sengir’.
Jurigberarti hantu, gulutuk berarti menggelinding, dan sengir berasal dari kata nyengir yaitu senyuman yang seperti menghina atau senyuman sinis. Dengan kata lain bila di artikan ke dalam bahasa indonesia akan menjadi, hantu senyum menggelinding. Kata tersebut agak rancu jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia. Maka penulis akan memanggilnya ‘hantu kepala’ saja atau jurig gulutuk sengir bukan hantu senyum menggelinding.
Jurig Gulutuk Sengir merupakan kepercayaan masyarakat sunda, hampir di setiap daerah ada cerita mengenai jurig gulutuk sengir terutama di daerah Sumedang dan Majalengka. Hantu ini sangatlah terkenal di kedua daerah tersebut.
Menurut sejarah asal usul Jurig Gulutuk Sengir, konon hantu ini berasal dari korban pada zaman penjajahan dulu. Mereka adalah para tahanan atau masyarakat yang dipancung karena melawan kepada pemerintahan Belanda. Terutama bila jasad dan kepalanya tidak dikuburkan secara bersamaan maka akan menjadi jurig gulutuk sengir (biasanya kepala tersebut dibuang ke hutan bambu/salak yang sangat lebat karena eksekusi hukuman pancung sering dilaksanakan di hutan-hutan).
Dari kejadian tersebutlah, penampakan jurig gulutuk sengir seringkali terjadi di daerah atau dekat hutan bambu.
Berbeda dengan penampakan kuntilanak atau pocong. Jurig gulutuk sengir sering menampakan diri kepada para pedagang yang baru akan pulang (pedagang bakso keliling, penjual oncom, bajigur dan lain-lain). Penampakannya pun bisa dibilang tidak terlalu lama.
Hantu ini hanya menampakan diri dengan cara menggelinding di jalan ketika ada pedagang atau orang yang lewat dan akan menghilang di kebun bambu. Yang uniknya adalah begitu hantu ini berpapasan dengan pedagang atau orang yang akan mereka ganggu maka dia akan berhenti sejenak dan tersenyum kepada orang tersebut setelah itu jurig gulutuk sengir akan kembali menggelinding dan menghilang di rerimbunan pohon bambu.
Dari cerita tersebut bisa ditarik kesimpulan, kenapa ‘setan kepala’ di daerah sunda disebut dengan jurig gulutuk sengir?—Adalah karena kebiasaannya menakuti orang-orang dengan cara menggelinding di depan orang tersebut dan melemparkan senyuman yang mungkin bisa membuat bulu kuduk merinding bagi yang melihatnya.
Bila anda ingin menyaksikan hantu ini dengan mata kepala sendiri, sebaiknya anda mampir ke daerah Buah Dua di Sumedang, karena di daerah tersebut masih jarang rumah-rumah penduduk dan banyak sekali pohon bambu dan pohon salak. Karena menurut penduduk setempat, beberapa tahun ke belakang pernah ada seorang penjual oncom yang pulang kemalaman ketika di perjalanan bertemu dengan jurig gulutuk sengir dan sejak saat itu pedagang oncom tersebut tidak pernah lagi berjualan ke daerah sana.
Disarankan jika ingin bertemu dengan jurig gulutuk sengir agar membawa menyan yang telah dihidupkan, ini berfungsi sebagai pemancing atau pengundang kehadiran hantu tersebut. Dan jangan menggunakan kendaraan, anda harus berjalan kaki serta usahakan untuk mencarinya di daerah yang jauh dari perumahan penduduk dan banyak pohon bambu serta pohon salak.[]
Belum ada tanggapan untuk "Hantu Kepala dari Sunda (Jurig Gulutuk Sengir)"
Posting Komentar