Search

Pengalaman Menegangkan Naik Bis Tingkat


Malam ini udara dingin sekali. Tampak Suryana Alfonso sedang berdiri di halte, mengusap-usap telapak tangannya untuk mengusir dingin.

Sayup-sayup terdengar suara burung hantu di kejauhan. Suryana mengutuk bosnya dalam hati, karena memaksanya berangkat pada jam yang sangat tidak menyenangkan ini.

Suryana ditugaskan untuk mengantarkan sebuah paket ke sebuah gudang tua di ujung kota. Perjalanan ke sana memerlukan waktu sekitar setengah jam, dan satu-satunya jenis angkutan umum yang tersedia adalah bis bertingkat yang sudah tua dan jalannya lambat.

Setelah menunggu lama, akhirnya bis itu muncul. Suryana pun naik. Hanya Ada beberapa penumpang saja yang terlihat. Suryana terus melangkah menuju tangga karena dia memutuskan untuk duduk di tingkat atas saja. Tetapi langkahnya dihentikan oleh seorang nenek keriput yang duduk di dekat tangga.

Nenek itu berkata, “Jangan naik ke atas, nak. Di atas berbahaya.”

Suryana terkejut. Dia pernah mendengar kisah-kisah menyeramkan tentang bis bertingkat seperti yang pernah diceritakan teman-temannya. Karena Merasa ngeri, Suryana pun mengurungkan niatnya untuk naik ke atas. Setelah memilih sebuah bangku yang agak jauh, Suryana duduk sambil membayangkan hal-hal yang mengerikan yang mungkin terjadi.

Perjalanan 30 menit yang menegangkan itu pun akhirnya dapat dilalui. Suryana telah sampai di tempat tujuannya, ketika bis bertingkat itu berhenti di sebuah halte. Suryana turun sambil menarik nafas lega, sementara bis itu kembali melanjutkan perjalanannya.

Keesokan malamnya, Suryana kembali ditugaskan bosnya untuk mengantarkan sebuah paket lagi ke gudang yang sama. Suryana pun kembali berangkat menuju halte. Bis yang sama dengan bis yang kemarin muncul lagi. Suryana naik.

Penumpang bis yang terlihat hanya beberapa orang saja. Suryana lalu berjalan menuju tangga. Tetapi di sana Suryana kembali dihentikan oleh seorang nenek keriput yang duduk di dekat tangga. Nenek yang sama dengan yang kemarin.

Nenek itu berkata, “Jangan naik ke atas, nak. Di atas berbahaya.” Suryana teringat dengan pengalamannya kemarin. Ia merasa takut dan memilih untuk duduk di sebuah bangku yang agak jauh dari tangga. Setelah 30 menit, bis bertingkat itu akhirnya berhenti di halte tempat tujuan. Suryana turun dengan perasaan lega. Dan bis itu pun melanjutkan perjalanan kembali.

Keesokan harinya, lagi-lagi Suryana kembali diberi tugas oleh bosnya untuk mengantarkan sebuah paket ke gudang yang sama dengan sebelumnya. Suryana menunggu bis di halte sambil melihat ke sekelilingnya.

Suasana kota terlihat meriah. Malam itu rupanya adalah perayaan Imlek. Lampion dan hiasan berwarna warni Menghiasi sudut-sudut jalan. Ketika bis bertingkat yang ditunggunya datang, Suryana naik. Bis itu adalah bis yang sama dengan yang kemarin.

Suryana melihat ke arah bangku di dekat tangga, dan benar saja, nenek yang sama dengan yang kemarin terlihat duduk di situ.
Suryana lalu mendekati nenek tua itu.

Sebelum nenek itu berkata apa-apa, Suryana mendahuluinya, “Nek, apapun yang akan Nenek katakan, saya tetap akan naik dan duduk di atas. Malam ini suasana kota begitu meriah, saya ingin menyaksikannya dari atas, saya tidak takut apapun!”

Tanpa menunggu jawaban apa-apa dari nenek tua itu, Suryana lalu naik ke atas. Tidak ada penumpang satu orang pun di atas. Suryana memilih untuk duduk di dekat jendela, dan menunggu dengan perasaan tegang.

Tetapi hingga 30 menit berlalu, tidak terjadi apa-apa. Akhirnya Suryana sampai di tempat tujuan, dan bis itu berhenti di sebuah halte. Suryana turun dari tingkat atas dan mencari si nenek tua di dekat tangga.

Setelah bertemu, lalu Suryana bertanya, “Nek, kenapa sih, Nenek melarang penumpang untuk naik ke atas? Saya sudah mencoba sendiri, ternyata di atas tidak ada apa-apa yang membahayakan. Sebenarnya ada apa sih, nek?”

Sambil menunjukkan jarinya ke atas, nenek tua itu menjawab, “Di atas berbahaya, nak. Tidak ada supirnya.”

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Pengalaman Menegangkan Naik Bis Tingkat"

Posting Komentar