Search

Kecewa dan Jengkel Terhadap Tuhan


Suatu hari seorang pelukis terkenal sedang menyelesaikan lukisan terbaiknya di sebuah Hotel Pencakar langit dan rencananya akan dipamerkan pada saat pernikahan puteri seorang Raja.

Ketika menyelesaikan lukisannya ia sangat senang dan terus memandangi dan menikmati hasil lukisannya. Sambil memandangi, ia berjalan mundur dan ketika berjalan mundur ia tidak melihat ke belakang, ia kurang waspada. Ia terus berjalan mundur dan di belakangnya adalah ujung dari gedung tersebut yang tinggi sekali dan tinggal satu langkah lagi dia bisa mengakhiri hidupnya.

Seseorang melihat pemandangan tersebut dan bermaksud untuk berteriak memperingatkan pelukis tersebut, tapi tidak jadi karena dia khawatir si pelukis tersebut malah bisa jatuh ketika kaget mendengar teriakannya. Kemudian orang yang melihat pelukis tersebut mengambil kuas dan cat yang ada di depan lukisan tersebut lalu mencoret-coret lukisan tersebut sampai rusak.

Tentu saja pelukis tersebut sangat marah dan berjalan maju hendak memukul orang tersebut. Tetapi beberapa orang yang ada disitu menghadang dan memperlihatkan posisi pelukis tadi yang nyaris jatuh.

Kadang-kadang kita telah melukiskan masa depan kita dengan sangat bagus dan memimpikan suatu hari indah yang kita idamkan. Tetapi kadangkala rencana itu tidak bisa terlaksana karena Tuhan punya maksud lain yang lebih baik.

Kadang-kadang kita marah dan jengkel terhadap TUHAN atau juga terhadap orang lain. Tapi perlu kita ketahui TUHAN selalu menyediakan yang terbaik. Dia melihat segala apa yang tidak kita lihat.

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Kecewa dan Jengkel Terhadap Tuhan"

Posting Komentar