NIMH (National Institute of Mental Health), sebuah badan penelitian di Amerika yang meneliti tentang kesehatan dan jiwa manusia—merilis penyebab yang sering menjadi alasan orang untuk berbohong. Hasilnya menunjukkan bahwa dalam seminggu, orang berbohong terhadap 30% orang lain dalam komunitasnya. Untuk kategori mahasiswa malah menunjukkan angka 38% jumlah orang yang mereka bohongi.
Jadi kira-kira, dari 100 orang yang diajak berinteraksi dalam seminggu, maka ada 38 orang yang telah dibohongi. Hasil ini tidak menjamin bahwa seorang dengan tingkat pendidikan tinggi akan memiliki nilai persentase kebohongan yang relatif kecil. Apabila kebohongan memang suatu hal yang wajar dilakukan, tentunya ada alasan yang melatarbelakangi mengapa bohong menjadi penting dilakukan.
Apa saja faktor penyebab orang berbohong?
Penelitian berhasil menyimpulkan, sedikitnya ada 4 alasan kenapa orang berbohong :
- Faktor kepribadian, yakni adanya pribadi-pribadi tertentu yang cenderung untuk selalu berbohong.
- Faktor konteks sosial, yakni adanya konteks sosial tertentu yang membuat orang melakukan kebohongan.
- Faktor kemanfaatan bagi pembohong, yakni adanya kemanfaatan yang dicapai bagi pelaku kebohongan.Terutama jika kebohongan itu memberikan keuntungan bagi si pelaku.
- Faktor kemanfaatan bagi orang lain, yakni adanya kemanfaatan bagi orang lain. Terutama bagi orang yang dianggap penting bagi dirinya.
Benarkah kepribadian berperan dalam kebohongan?
Faktor kepribadian penyebab kebohongan. Benarkah ada kepribadian atau karakter yang menganggap bohong wajar dilakukan dan menjadi rutinitas sehari-hari? Biasanya, mereka yang melakukan kebohongan jauh lebih banyak daripada umumnya orang disebut pseudologia fantastica.
Adapun kecenderungan patologis untuk secara rela dan sadar berbohong dan membuat cerita khayalan disebut mythomania. Gejala ini akan tampak jika orang yang berbohong dihadapkan pada fakta yang sebenarnya. Bagi mereka yang mempunyai karakter maniak, akan berusaha mempertahankan kebohongannya sebisa mungkin dengan argument-argumen pendukung yang sengaja ia cari atau ia ciptakan untuk memperkuat alibinya.
Para penderita mythomania memiliki kecenderungan sangat kuat untuk membuat cerita bohong pada orang lain namun bukan karena ingin membohongi. Mereka berbohong lebih karena keinginan mendapatkan perhatian lebih besar. Jadi, bila Anda mengalami keinginan sangat kuat untuk lebih diperhatikan oleh orang lain, lalu karenanya mengarang cerita bohong, dan Anda sering melakukannya maka Anda, mengalami mythomania.
Menurut beberapa psikolog, ada tipe kepribadian tertentu yang cenderung untuk melakukan kebohongan lebih banyak daripada orang lain. Berbeda dengan mythomania yang merupakan kecenderungan karakter orang yang hanya ingin diperhatikan. Suatu kepribadian tertentu yang dianggap normal namun cenderung untuk lebih mudah berbohong. Seperti apakah kepribadian tersebut?
Jika anda menemui orang yang suka memanipulasi baik itu ucapan maupun tindakannya itulah kepribadian manipulatif suatu karakter yang lebih suka memanipulasi segala sesuatu, Orang seperti ini lebih memperhatikan penampilan psikis maupun fisik namun lebih mudah melakukan interaksi sosial dengan orang lain (sociable). Hasil penelitian dari para ahli menemukan bahwa orang dengan karakter ini lebih memiliki tingkat kebohongan yang tinggi.
Anda boleh percaya dan waspada jika bertemu dengan orang dengan tipe kepribadian tersebut, walaupun untuk pembuktian apakah ia berbohong atau tidak anda harus bekerja keras mencari pembuktian.[]
Belum ada tanggapan untuk "Kenali Tanda-tanda Seorang Pembohong"
Posting Komentar