Namanya Martini, dia seorang ibu muda yang sedang hamil pertama. Karena tuntutan pekerjaan, Sang suami harus pergi ke luar kota di saat usia kandungannya menginjak 5 bulan dan menitipkan Martini untuk tinggal bersama orang tuanya saja, di Kalimantan.
“Kalau tidur jangan lupa selalu pakai kelambu, kamu kan sedang hamil.” begitu kata Bu Daus—mertuanya kepada Martini.
“Memangnya kenapa, Bu?” Tanya Martini.
“Nanti bayimu bisa diambil kuyang..” kata ibunya menegaskan.
(Kuyang; sebutan untuk sejenis makhluk jadi-jadian di daerah Kalimantan yang suka mengambil bayi yang masih dalam kandungan. Konon, Kuyang adalah jelmaan dari seseorang yang menuntut ilmu hitam dan memangsa janin adalah salah satu syaratnya. Baca Kuyang Kalimantan)
Mendengar itu, dia hanya tersenyum kecil sambil menggelengkan kepalanya. Namun tetap diturutinya ‘petuah’ dari mertuanya tersebut.
Hingga pada suatu malam, karena cuaca yang panas—Martini ingin tiduran sejenak tanpa menurunkan kelambu.
Saat itu, antara tidur dan tidak, samar-samar dia melihat dan mendengar dua orang berbicara, Martini merasakan perutnya diraba-raba orang. Dia mendengar ada yang berkata “nangka masak”, selanjutnya tak jelas lagi. Ingin sekali Martini bangun, namun entah kenapa ia tidak kuasa. Sekujur tubuhnya terasa dingin dan kaku, lalu dia pingsan dan terbangun di pagi harinya.
Ketika bangun, betapa kagetnya ia melihat perutnya rata kembali seperti sebelum hamil. Martini lalu berteriak histeris memanggil orang tuanya, dia terus menangis dengan perasaan shock campur bingung hingga tak sadarkan diri.
Martini tidak ingat apa-apa lagi saat mengetahui dirinya tengah terbaring di ranjang sebuah rumah sakit. Ia tambah shock ketika mendengar perkataan dokter yang mengatakan bahwa tidak ada janin di dalam perutnya.
Seminggu berlalu, barulah Martini bisa menerima kenyataan dan mulai bisa berpikir tenang. Dia lalu menceritakan kejadian yang dialaminya malam sebelum dia kehilangan janin yang dikandungnya.
“Tidak salah lagi, itu pasti hantu kuyang...!” ujar ibu mertuanya.
Dia merasa menyesal karena menganggap remeh pesan orang tuanya untuk selalu menurunkan kelambu setiap hendak tidur.
Belum ada tanggapan untuk "Hantu Kuyang"
Posting Komentar