Search

Narsis: Pengertian dan Penyebabnya


Anda sering narsis? – Atau mungkin salah satu teman anda dengan pede-nya menyebut dirinya narsis dan berperilaku narsis?

Nah, btw anda tau gak sih apa itu narsis?? Well, kali ini Si Kepo akan berbagi sedikit pengetahuan seputar narsis, pengertian serta asal mulanya.

Asal Mula Istilah Narsis
Istilah narsis, narsisisme atau narsisistik ini berawal dari mitologi Yunani kuno tentang seorang pemuda tampan yang bernama Narsisus, seorang putra dewa sungai, Cephissus.

Pada saat itu Echo, seorang dewi yang tidak bisa berbicara, jatuh cinta kepadanya. Namun Narcisus bertindak kejam dan menolak cinta Echo.

Suatu hari, Narsisus melewati sebuah danau yang sangat bening airnya dan melihat pantulan dirinya sendiri. Narsisus sangat mengagumi dan jatuh cinta pada pantulan itu. Narsisus sangat ingin menjamah dan memiliki wajah yang dilihatnya, tapi setiap kali mengulurkan tangannya untuk meraih pantulan itu, bayangan itu kemudian menghilang.

Narsisus tetap menunggu di tepi danau untuk mendapatkan bayangan yang menjadi obyek kekagumannya sampai mau menceburkan dirinya sendiri ke dalam danau dan akhirnya ia mati.
Para dewa merasa kasihan padanya, sehingga Narsisus ditranformasikan menjadi tumbuhan berbunga yang diberi nama Narsisus berwarna kuning cerah, dan dikenal juga dengan nama Yellow Daffodil.

Mitologi ini digunakan dalam Psikologi pertama kalinya oleh Sigmund Freud (1856-1939) untuk menggambarkan individu-individu yang menunjukkan cinta diri yang berlebihan. Freud menamakan “The narsissists” dan pelakunya disebut individu narsisistik atau seorang narsisis.

Pengertian Narsisme
Narsisme merupakan kondisi pengalaman seseorang yang dia rasakan sebagai sesuatu yang benar-benar nyata hanyalah tubuhnya, kebutuhannya, perasaannya, pikirannya, serta benda atau orang-orang yang masih ada hubungan dengannya. Sebaliknya, orang atau kelompok lain yang tidak menjadi bagiannya senatiasa dianggap tidak nyata, inferior, tidak memiliki arti, dan karenanya tidak perlu dihiraukan. Bahkan, ketika yang lain itu dianggap sebagai ancaman, apa pun bisa dilakukan, melalui agresi sekalipun. [Pikiran Rakyat, 14/04/2003]

Spencer A Rathus dan Jeffrey S Nevid  dalam bukunya, Abnormal Psychology (2000), orang yang narcissistic atau narsistik memandang dirinya dengan cara yang berlebihan. Mereka senang sekali menyombongkan dirinya dan berharap orang lain memberikan pujian. [Kompas, Jumat, 01 April 2005]

Orang yang narsistik akan mengalami gangguan kepribadian, gangguan kepribadian yang dimaksud adalah gangguan kepribadian narsisistik atau narcissistic personality disorder. Gangguan kepribadian ini ditandai dengan ciri-ciri berupa perasaan superior bahwa dirinya adalah paling penting, paling mampu, paling unik, sangat eksesif untuk dikagumi dan disanjung, kurang memiliki empathy, angkuh dan selalu merasa bahwa dirinya layak untuk diperlakukan berbeda dengan orang lain. Papu (2002), mengutip DSM-IV (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders – Fourth Edition)

Penyebab Narsis
Menurut Sadarjoen (2003), mengutip Mitchell JJ dalam bukunya, The Natural Limitations of Youth. Ada lima penyebab kemunculan narsis pada remaja, yaitu:
  • Adanya kecenderungan mengharapkan perlakuan khusus.
  • Kurang bisa berempati sama orang lain.
  • Sulit memberikan kasih saying.
  • Belum punya kontrol moral yang kuat.
  • Kurang rasional.

Kedua aspek terakhir merupakan hal paling kuat yang memicu narsisme bisa berefek gawat.

Jadi, perilaku narsistik  ditandai dengan kecenderungan untuk memandang dirinya dengan cara yang berlebihan, senang sekali menyombongkan dirinya dan berharap orang lain memberikan pujian selain itu juga tumbuh perasaan paling mampu, paling unik.[]

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Narsis: Pengertian dan Penyebabnya"

Posting Komentar