Search

Tentang Hipnotis dan Sejarahnya


Pada kajian ilmu pengetahuan ilmiah, kata yang sering dipakai adalah Hipnosis (Hypnosis) bukan Hipnotis. Hipnosis adalah terminologi yang baru digunakan pada awal 1900an. Sedangkan kata Hipnotisme (Hypnotism) adalah terminologi yang pertama kali diperkenalkan oleh ahli bedah asal Skotlandia, James Braid pada tahun 1841.

Braid mendefinisikan term hipnotisme sebagai sebuah cara khusus yang diterapkan pada keadaan subjek (klien), bukan pada teknik yang diterapkan oleh sang terapis. Dengan kata lain hipnotis berfokus pada pengelolalan kondisi subjek (klien) oleh terapis, bukan suatu kemampuan khusus yang dimiliki oleh terapis.

Pada awal kumunculannya, Hipnotis ala Braid banyak terinspirasi oleh meditasi yoga yang dilakukan oleh umat hindu dan mempelajari praktek-praktek spiritual kuno. Braid sendiri menulis buku yang hingga saat ini dijadikan rujukan baik meditasi maupun teknik hipnotis hampir di seluruh dunia, buku yang berjudul Neurypnology (1843).

Sub bab yang populer “Magic, Mesmerism, Hypnotism, etc., Historically & Physiologically Considered”, bercerita tentang analogi teknik hipnotis yang dijalankannya dengan meditasi umat hindu. Braid dengan pintar menjelaskan bagaimana teknik meditasi berpengaruh terhadap fisiologi manusia (sebelum psikologi muncul, Braid menggunakan term Fisiologi ;Physiology, yakni ilmu yang mempelajari fungsi dari sistem kehidupan manusia).

Braid menjelaskan bahwa teknik meditasi hindu dan praktek spiritual india kuno ternyata dapat menyembuhkan seseorang yang sakit saat berada di kuil. Meditasi dianggap membawa seseorang ‘tidur secara tenang’. Ketenangan ini kemudian memberikan sugesti dalam menyembuhkan seseorang yang sakit. Teknik ini ternyata juga ditemukan di kebudayaan mesir kuno dan yunani.

Pada perkembangannya James Braid menyederhanakan term Hypnotism (Hipnotis) menjadi Hypnosis (Hipnosis). Hypnosis (Hipnosis) sendiri adalah kata yang diambil dari bahasa yunani yang berarti sleep/tidur. Setelah kematian Braid di tahun 1860, minat terhadap hipnotisme sementara menyusut, dan secara bertahap bergeser dari Inggris ke Perancis, di mana penelitian mulai tumbuh, mencapai puncaknya sekitar tahun 1880-an dengan karya dari Hippolyte Bernheim dan Jean-Martin Charcot.

Memasuki abad ke 20 semakin banyak yang menekuni hipnosis, antara lain Emile Coué, Boris Sidis, Johannes Schultz, Gustav Le Bon, Sigmund Freud, Pavlov, Clark L. Hull, dsb.

Definisi terbaru dari hipnosis, berasal dari kalangan akademisi psikologi, pada tahun 2005, yaitu oleh Society for Psychological Hypnosis, sebuah divisi kerja dari American Psychological Association (APA), yaitu sebagai berikut:

Hipnosis adalah teknik terapi dimana clinicians (ahli psikologi, dokter, dsb) membuat saran/sugesti kepada individu yang telah menjalani prosedur yang dirancang agar santai dan fokus pada pikiran mereka.

Hypnosis melibatkan pengenalan prosedur di mana subjek diberi tahu bahwa saran/sugesti imajinatif yang disajikan. Bila menggunakan hipnosis, satu orang (subjek) dipandu oleh peng-hipnotis (the hypnotist) yang memberikan saran/sugesti degan tujuan perubahan pengalaman subyektif, perubahan persepsi, sensasi, pikiran emosi, atau perilaku. Jika subjek merespon saran/sugesti dari peng-hipnotis (the hypnotist), secara umum disimpulkan bahwa hipnosis telah berhasil.

Meskipun hipnosis menjadi kontroversi dalam ilmu pengetahuan, kebanyakan dokter atau psikologi setuju bahwa hipnosis bisa menjadi teknik terapi yang efektif untuk berbagai kondisi, termasuk gangguan nyeri, gelisah dan suasana hati. Hipnosis juga dapat membantu orang mengubah kebiasaan mereka, seperti berhenti merokok.[]

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Tentang Hipnotis dan Sejarahnya"

Posting Komentar